CENG BENG
清明
Adalah
ritual tahunan etnis Tionghoa untuk bersembahyang dan ziarah ke kuburan sesuai
dengan ajaran Khonghucu. Festival tradisional Cina ini jatuh pada hari ke 104
setelah titik balik matahari pada musim dingin (atau hari ke 15 dari hari
persamaan panjang siang dan malam pada musim semi), pada umumnya jatuh pada
tanggal 5 April, dan setiap tahun kabisat, Qing Ming jatuh pada tanggal 4 April
Hari
Hanshijie 寒食节, sehari sebelum Qīngmíng 清明,
diciptakan oleh Chong'er (重耳), Bangsawan Wen dari negara
Jin (晋)
pada masa Periode Musim Semi dan Musim Gugur (Chunqiu 春秋),
manakala ia secara tidak sengaja membunuh bawahan dan teman baiknya, Jie Zhitui
介之推
(atau Jie Zitui) dan ibunya dalam suatu pembakaran hutan dengan harapan akan
membuat Jie Zhitui kembali kepadanya. Pada hari Hanshijie 寒食节,
orang tidak diijinkan menggunakan api untuk memanaskan makanan, yang kemudian
dijuluki Festival Makanan Dingin. Dan pada kenyataannya, 300 tahun kemudian,
perayaan Hanshijie 寒食节 dikombinasikan dengan Festival Qīngmíng 清明...
dan kemudian mulai dilupakan oleh kebanyakan orang.
Festival Qīngmíng 清明
sendiri diciptakan oleh Kaisar Xuanzong
(唐玄宗) pada tahun 732 (Dinasti Tang). Dengan alasan apa? Sebab
orang Cina kuno mengadakan upacara pemujaan nenek moyang dengan cara terlalu
mahal dan rumit. Dalam usaha untuk menurunkan biaya tersebut, Kaisar Xuanzong (唐玄宗)
mengumumkan penghormatan tersebut cukup dilakukan dengan mengunjungi kuburan
nenek moyang pada hari Qīngmíng 清明.
Jie Zhitui
Pada mulanya,
tradisi Cengbeng dicetuskan oleh putra mahkota Chong Er
dari Dinasti Tang. Suatu hari karena difitnah oleh salah seorang selir raja,
Chong Er terpaksa melarikan diri ke gunung bersama para pengawalnya. Kelaparan
karena tidak membawa bekal makanan, salah seorang pengawal bernama Jie Zhitui
memotong bagian badannya dan memasaknya untuk sang putra mahkota agar tidak
mati kelaparan. Mengetahui pengorbanan pengawal setianya itu, Chong Er merasa
sedih, tetapi Jie menghibur sang putra mahkota dan memintanya agar tetap teguh
bertahan hingga Chong Er dapat kembali ke istana dan merebut tahta dari selir
raja yang telah memfitnahnya.
Tiga tahun lamanya
mereka bertahan hidup dalam kelaparan di gunung hingga akhirnya sang selir
meninggal dunia. Sepasukan tentara menjemput Chong Er untuk kembali ke istana Setelah
Chong Er kembali ke istana, dia memberikan penghargaan dan anugrah kepada
orang-orang yang sudah membantunya, tetapi dia melupakan Jie Zhitui.
Jie Zhitui membuat
sajak yang dikirim keistana, setelah membacanya Chong Er tersadar dan bermaksud
mengundang Jie Zhitui, tetapi Jie tidak berhasil ditemukan. Chong Er
memerintahkan tentara untuk membakar hutan digunung itu agar Jie segera keluar
menemuinya. Yang terjadi malah sebaliknya, mereka menemukan Jie Zhitui mati
bersama ibunya dibawah pohon willow. Chong Er sangat sedih melihat pengawal
setianya itu malah mati karena keinginannya. Sejak itu Chong Er memperingati
hari itu sebagai hari Hanshi. Pada saat peringatan Hanshi ini, kaisar tidak
mengijinkan siapapun menyalakan api untuk memasak, sehingga peringatan ini juga
dikenal dengan sebutan Perayaan Makanan Dingin.
Kaisar Xuanzong
Jaman dahulu,
terutama bagi orang-orang yang berduit dan berharta, sembahyang ke kuburan itu
tidak hanya diadakan sekali setahun, tapi bisa berkali-kali (dua kali sebulan
bahkan). Dan acara ini dibuat penuh
dengan kemewahan dan benar-benar mempertontonkan kekayaan. Kaum sanak keluarga
ditandu ke sana lalu ke mari, diiringi dayang-dayang dan pengawal yang
berjumlah banyak, makanan yang dibawa itu pasti yang enak-enak dan bunga yang
disiapkan juga yang mahal dan harum-harum.
Kaisar Tang Xuanzong (Dinasti Tang, 732 M) melihat semuanya ini seperti pemborosan massal saja. Dia pun menitahkan agar semua membatasi diri dan hanya mengadakan acara sembahyang kekuburan ini sekali setahun. Dan ia menetapkan hari Ceng Beng (limabelas hari setelah Chunhun, atau hari di mana matahari tiba di katulistiwa) sebagai hari baik untuk ini. Selain karena Ceng Beng adalah hari baik (arti kata Ceng Beng, atau Qing Ming, adalah “cerah dan terang”), hari ini dipilih karena banyak petani sudah selesai panen dan punya waktu senggang untuk mengunjungi makam leluhur. Jadilah Ceng Beng bukan hanya kegiatan orang kaya, tapi kegiatan untuk semua orang.
Dinasti Qing
Kaisar Tang Xuanzong (Dinasti Tang, 732 M) melihat semuanya ini seperti pemborosan massal saja. Dia pun menitahkan agar semua membatasi diri dan hanya mengadakan acara sembahyang kekuburan ini sekali setahun. Dan ia menetapkan hari Ceng Beng (limabelas hari setelah Chunhun, atau hari di mana matahari tiba di katulistiwa) sebagai hari baik untuk ini. Selain karena Ceng Beng adalah hari baik (arti kata Ceng Beng, atau Qing Ming, adalah “cerah dan terang”), hari ini dipilih karena banyak petani sudah selesai panen dan punya waktu senggang untuk mengunjungi makam leluhur. Jadilah Ceng Beng bukan hanya kegiatan orang kaya, tapi kegiatan untuk semua orang.
Dinasti Qing
300 tahun yang lalu
pada masa pemerintahaan Dinasti Qing (1644 – 1911), tradisi
peringatan Hanshi digabungkan dengan upacara Qingming (Cengbeng), lama kelamaan
peringatan Hanshi mulai memudar dan tinggal tradisi Cengbeng yang bertahan
hingga sekarang sebagai salah satu upacara penting bagi masyarakat tionghoa
diseluruh dunia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar